Banyak cara dan
metode menghafalkan ayat-ayat al Quran yang telah dilakukan oleh banyak umat
muslim di dunia. Baik dari frekuensi membaca, jumlah kelompok ayat dan waktu
yang tepat serta banyak metode lain. Ini adalah salah satu contoh praktis menghafal
yang mungkin dapat dipraktekkan.
Cara praktis
menghafal :
- Membaca dan menghafal ayat per ayat sebanyak 20 (dua puluh) kali.
- Setiap hapalan kelipatan 4 ayat (kuartet ayat), kemudian gabungkan ayat pertama, kedua, ketiga dan keempat sebanyak 20 kali , dan demikian seterusnya.
- Lanjutkan dengan menghafal ayat kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan, seperti tahap cara pertama. Lalu pada kuartet ayat (yaitu ayat ke 8) gabungkan 4 ayat kedua itu dalam satu hafalan seperti cara tahap 2 .
- Setelah hafal ulangi tahap 1, 2, 3 pada ayat ke 9 hingga ayat ke 16, dibaca dan dihafal sebanyak 20 kali dan demikian seterusnya.
- Pada setiap kelipatan 16 ayat gabungkan ayat pertama hingga ayat 16 sebanyak 20 kali pula.
- Demikian seterusnya masing masing dan gabungan dihafalkan 20 kali, hingga seluruh ayat dalam surah Al Quran dapat terhafalkan.
- Ingat ! Hindari menghafal ayat melebihi dari seperdelapan juz dalam satu hari. Karena hal ini akan memberatkan kita mengulang bacaan dan menjaganya.
- sebelum menambah dengan hafalan baru, maka baca dan hafalkan hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali.
- kemudian memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya. Ingat ! Jangan menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya.
Aus bin Huzaifah
rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagiamana cara mereka
membagi al qur an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: "kami
kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan
wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( al Qur an)".
(HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi
wiridnya sebagai berikut:
- Hari ke 1 : membaca surat "al fatihah" hingga akhir surat "an-nisa",
- Hari ke 2 : dari surat "al maidah" hingga akhir surat "at-taubah",
- Hari ke 3 : dari surat "yunus" hingga akhir surat "an-nahl",
- Hari ke 4 : dari surat "al isra" hingga akhir surat "al furqan",
- Hari ke 5 : dari surat "asy syu'ara" hingga akhir surat "yaasin",
- Hari ke 6 : dari surat "ash-shafat" hingga akhir surat "al hujurat",
- Hari ke 7 : dari surat "qaaf" hingga akhir surat "an-naas".
- huruf "fa" symbol dari surat "al fatihah", sebagai awal wirid beliau hari ke-1
- huruf "mim" symbol dari surat "al maidah", sebagai awal wirid beliau hari ke-2,
- huruf "ya" symbol dari surat "yunus", sebagai wirid beliau hari ke-3,
- huruf "ba" symbol dari surat "bani israil (nama lain surat al isra)", sebagai wirid beliau hari ke4,
- huruf "syin" symbol dari surat "asy syu'ara", sebagai awal wirid beliau hari ke5,
- huruf "wau" symbol dari surat "wa shafaat", sebagai awal wirid beliau hari ke6,
- huruf "qaaf" symbol dari surat "qaaf", sebagai awal wirid beliau hari ke7- akhir surat "an-nas". Adapun pembagian hizib yang ada pada al-qur an sekarang ini tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
- Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika anda melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus menerus sehingga anda bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan anda menjadi kuat (mutqin).
- Menghafal melalui seorang guru/ustadz/syekh yang bisa membenarkan bacaan anda jika salah.
- Hafalkanlah setiap hari sebanyak 2 halaman, 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib, Jangan lebih!.
- Hafalkanlah mulai dari surat an-nas hingga surat al baqarah (membalik urutan al Qur an), karena hal itu lebih mudah.
- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf tertentu baik dalam cetakan maupun bentuknya.
- Setiap yang menghafalkan al-quran pada 2 tahun pertama biasanya akan mudah hilang apa yang telah ia hafalkan, masa ini disebut masa "tajmi'" (pengumpulan hafalan), maka jangan bersedih karena sulitnya mengulang atau banyak kelirunya dalam hafalan. Istighfar dan dengan ikhtiar tanpa didorong nafsu. -----[Maroja]
Disadur dari artikel www.Islamhouse.com
Karya : Abdul Muhsin Al
Qosyim. Ditulis kembali : Eko
Haryanto Abu Ziyad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar