Kamis, 05 Agustus 2010

Indahnya Memaafkan

Allah Swt berfirman :
"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."  (QS. An Nuur, 24:22).
"...dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. “  (QS. At Taghaabun, 64:14)
Assalamu alaikum warahmatullahi wabaraakatuh.

Sahabat maroja rahiimakumullah.

Banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka ini cenderung menampakkan rasa amarah. Di lain pihak, sikap untuk memaafkan adalah sikap seorang mukmin yang tulus. Kita tahu bahwa manusia diuji di dunia ini untuk belajar dari kesalahannya sehingga dapat berlapang dada serta tetap bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman (mukmin) juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar atau orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil.

Sahabat maroja rahiimakumullah.

Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, sebagai seorang mukmin maka akan mengetahui bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah SWT dan berjalan sesuai takdirnya. Dan oleh karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa pahit yang dialaminya agar tidak pernah terbelenggu oleh nafsu amarah.


Ketika kita terbiasa memendam amarah pada tingkat rendah sekalipun untuk sepanjang waktu. Mungkin kita tidak akan menyadari apakah sikap demikian itu normal? Memelihara amarah demikian menyebabkan semacam tekanan pada aliran adrenalin yang memupuk bom waktu untuk diledakkan pada saat tertentu. Semakin menumpukkan aliran depresi pada adrenalin yang kemudian membuat orang tersebut terbiasa, maka hal itu dapat membakar seluruh tubuh sehingga sulit berpikir jernih yang akan memperburuk keadaan. Lebih parah lagi bila amarah yang di'pupuk' demikian telah mendarah-daging, maka berdampak munculnya pembentukan sikap sosial seseorang yang dikenal dengan istilah 'karakter' . Mungkin telah banyak peneliti yang mengatakan bahwa memendam amarah atau memelihara amarah dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Sahabat Maroja Rahimakumullah.

Memaafkan memang terasa memberatkan atau terasa membahagiakan, adalah suatu bagian dari akhlak terpuji, yang dapat menghilangkan segala dampak merusak (demage factor) dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Tujuan hakiki dari sikap memaafkan tiada lain adalah ridho Allah SWT semata. Hal ini telah banyak difirmankan Allah SWT dalam al qur'an agar kita dapat menjadi manusia selayaknya, dan menjadikan derajat manusia sebagai setinggi-tinggi mahluk ciptaan-Nya. Mari kita renungkan ... sudahkah kita melaksanakan salah satu ajaran al quran ini? untuk ringan memaafkan dan mengharap ridha Allah SWT.


Jazakumullahu khairan katsiir.Wasalam.



Tidak ada komentar: