Jumat, 15 Oktober 2010

Pesantren

Pesantren menurut bahasa Indonesia adalah berasal dari kata "santri" yang berarti murid/siswa dan kemudian ditambahkan kata imbuhan "pe" dan "an" yang digunakan sebagai kata benda untuk menunjukkan sesuatu tempat pembelajaran santri. Kata pesantren dan santri itu sendiri merupakan bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa daerah (Jawa). Pengertian kata "santri" adalah murid atau siswa yang menuntut ilmu dengan mengikuti sang guru, tinggal bersama dalam suatu tempat tertentu yang kemudian disebut pesantren. Pengertian pesantren itu sendiri adalah sebuah tempat kegiatan pembelajaran santri.
Sebuah pesantren biasanya dijalankan oleh seorang kyai, yang dibantu oleh sejumlah anggota senior yaitu keluarganya, santri senior atau lainnya. Pesantren adalah bagian penting dari kehidupan seorang kyai, karena pesantren adalah suatu media dimana kyai mengembang khutbah dan pengaruhnya melalui pengajaran dan hubungan ini adalah kategori pesantren tradisional dan pesantren pada umumnya. Dalam sistem pesantren, ada beberapa unsur yang saling berhubungan  yaitu Kyai, Santri dan Pondok.
Kyai.
  • Kyai adalah faktor utama melalui sistem pesantren yang didirikan. Kyai sendiri adalah sebutan seorang tokoh masyarakat yang dihormati karena ketinggian ilmu dan sebagai ulama yang diikuti pengajarannya. Kyai adalah seseorang atau orang yang menjadi dasar sistem pendidikan di pesantren. Umumnya ia adalah seorang yang telah menguasai ilmu agama, ilmu dakwah, ilmu al Quran dan tafsir dan sebagainya. 
Santri.
  • Santri adalah para siswa yang belajar ilmu Islam dari Kyai. Elemen ini juga sangat penting, karena tanpa para santri maka  kyai akan diibaratkan sebagai seorang raja tanpa subyek. Para santri adalah sumber daya manusia, yang tidak hanya mendukung keberadaan pesantren, tetapi juga mempertahankan pengaruh kyai dalam masyarakat. Hal ini tetap umum bahwa beberapa kiai tidak memiliki santri atau pesantren. 
Pondok.
  • Pondok adalah sebutan untuk sebuah tempat tinggal bersama dari Kyai dan Para Santri. Pondok adalah sebuah sistem asrama yang disediakan oleh kiai untuk mengakomodasi murid-muridnya. Pondok biasanya merupakan bentuk sederhana dari akomodasi dan memiliki fasilitas kurang dari balai atau perguruan tinggi di universitas-universitas Barat. Sementara perguruan tinggi atau aula menyediakan siswa dengan ruang, pondok biasanya terdiri dari kamar bersama, masing-masing yang mungkin ditempati oleh lima sampai sepuluh santri. pesantren Oleh karena itu, terdiri dari kompleks perumahan, yang meliputi rumah-rumah kiai dan keluarganya, beberapa pondok, dan bangunan mengajar, termasuk masjid.
Sorang peneliti bernama Dhofier mengatakan dalam sebuah diskusi, "the pesantren usually uses a traditional system of learning. There are various techniques of teaching, but the most commonly used are bandongan and sorogan. Bandongan is a kind of religious instruction conducted by either the kiai or his senior santri. It is like a lecture attended by a large number of santri. In a big pesantren, such as the Pesantren Tebuireng, attendance at bandongan can vary from about 5 to 200 santri" (Dhofier, 1982). Ia pun menguraikannya dalam buku penelitiannya : "Santri attendance does not depend on either their level of knowledge or their age. The system in this sense is just to provide the santri with regular daily learning, in which the kiai or senior santri read certain works written (in Arabic) by previous ‘ulama, translating it into local languages, and giving some explanation about it."
---------
[Sebuah pesantren biasanya menggunakan sistem pembelajaran tradisional. Ada berbagai teknik mengajar, tetapi yang paling sering digunakan adalah bandongan dan sorogan. Bandongan adalah semacam sistem pembelajaran agama dilakukan  baik dengan kiai atau santri seniornya. Hal ini seperti ceramah yang dihadiri oleh sejumlah besar santri. Dalam pesantren besar, seperti Pesantren Tebuireng, kehadiran di bandongan dapat bervariasi dari sekitar 5-200 santri (Dhofier, 1982). Santri datang tidak tergantung pada kedua tingkat pengetahuan mereka atau usia mereka. Sistem dalam pengertian ini kedua tingkat tersebut hanyalah untuk memberikan santri dengan belajar sehari-hari biasa, di mana kiai atau santri senior membaca karya-karya tertentu yang ditulis (dalam bahasa Arab) oleh para ulama sebelumnya, menerjemahkannya ke dalam bahasa lokal, dan memberikan penjelasan tentang hal itu.]

Tidak ada komentar: